Rabu, 18 November 2020

18 November 2020

Seperti ada sesuatu yang ada di dalam kepala sedang sibuk bekerja dengan kerasnya. berpikir! rasanya aku jadi sakit kepala karena macam-macam pikiran berdatangan dan meninggalkan kesan bahwa mereka wajib untuk dipikirkan dan serta merta aku menjadi begitu terganggu. lihat, aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menuliskan apa yang sedang terjadi di dalam kepalaku. ah, khawatir, semuanya lebih ke khawatir, bahkan semuanya bisa ku lewati, tentu, tapi mereka selalu menuntut untuk dipikirkan terus-menerus. kapan berhentinya? memintaku untuk stres yah? ah sialan

Kamis, 12 November 2020

pengantar tidur

Sebelum tidur biasanya ku habiskan untuk memikirkanmu banyak-banyak, begitu menyenangkan. Apa kau juga demikian? Ah tidak perlu ku tanyakan, bagiku itu sudah cukup; jadi senang memikirkanmu, soal kamu yang entah juga senang atau biasa saja karena memikirkanku itu hal lain. Kenapa hanya memikirkan memeluk dan mencium aroma rambutmu sudah begitu cukup? Ooo ku taro curiga, jangan-jangan ini semacam pelet tapi rasanya tidak mungkin, orang secantik kamu tidak diinginkan oleh jin pengunggah rasa. 


Catatannya ehm ehm di (memo)

semua akan pergi, tak peduli kau akan sedih berkepanjangan atau senang berkepanjangan

Siapa yang tahu.
Apa perasaan semacam ini wajar? Sudah dua bulan lamanya salah satu yang kucintai itu pergi, lepas dari genggaman indrawiku tapi tentu saja masi hadir dalam, ah entah dunia apa itu, semacam alam pikiran-dia selalu muncul di setap menjelang tidur malamku. Apa aku masih terlalu merindukan? Tentu. Apa dia juga di sana memikirkanku? Entah, tapi karena aku percaya tuhan maka aku pikir demikian. Oma, kau sadari kalau aku rindu terus padamu? 

Selasa, 10 November 2020

Renaisans

Manusia jaman Renaisans menyebut abad pertengahan (4-12) bukan karena tahunnya tengah-tengah hehe, tapi karena di maksudkan abad-abad itulah yang menengahi antara zaman yunani kuno dan zamannya mereka. Renaisans sendiri artinya 'terlahir kembali', jadi yang di maksudkan terlahir kembali itu segala kemajuan humanisme seperti zaman yunani kuno gitulah. Damn banget lah abad pertengahan di eropa, tapi di timur mantap sekali karena sejak kelahirannya Rasul dan jaman keemasan islam (ibnu sina Alkhqarizm, dll).

Senin, 09 November 2020

akhir tahun

Ah sudah menjelang akhir tahun, hujan selalu menyambutnya.

Siapa yang sangka bahwa hujan di akhir tahun selalu memperjelas segala kenanganku di masa itu, masa yang selalu ku rindukan. Seperti segala suasana ini sedang saling bekerja sama agar menjadikan kenangan itu seperti nyata lagi, udara dingin selalu menuntut untuk mengambil bagian bahwa dialah yang paling membuat kenangan-kenangan itu semakin romantis. Sejujurnya mengingat kenangan itu kadang membuatku bingung, apa aku harus menjadi terhibur atau sedih. Terhibur karena begitu menyenangkannya mengingat masa itu, dan jadi sedih karena sadar kenangan itu takkan pernah terulang dan terwujud lagi. Mau reunian beribu kali, tetap saja suasana itu takkan kembali sepenuhnya, bahkan hanya seperempat pun tak bakal sampai. Tiga tahun tapi begitu membekas dan selalu menjadi kenangan terbaik untuk selamanya.

kau yang singgah tapi tak sungguh

 kau yang singgah tapi tak sungguh

 

Si akhir tahun seperti sedang menjalankan tugasnya; hujan.

“nanti aku ingin kalau sedang berboncengan denganmu hujan turun”

“mm?” aku bingung dengan pernyataanya

“tapi kalau sudah berbonceng begini pasti hanya sekedar di mendung”

 

Aku menoleh ke atas dan setuju. Langit begitu mendung tapi seakan-akan tak mau turun apa yang ada di dalam awan itu.

Menjelang akhir tahun-oktober.

Panas dan cerah kemudian antara sebentar mendung dan berangin.

 

Menjelang akhir tahun-pertengahan November.

Si akhir tahun menjalankan tugasnya.

Ah, keinginannya terpenuhi.

Dingin dan gelap padahal belum saja pertanda malam akan tiba.

Kami sama-sama berusaha menghilangkan dingin yang mengganggu, tapi seperti pelukan ini tetap memperbolehkan dingin harus tetap disadari. Pelukanku padanya setidaknya meringankan sedikit tentang perasaanku pada dia yang di sana, yang rasanya tak pernah ia beri kesempatan padaku untuk merasakan cintanya hingga akhirnya aku semakin berusaha menepis perasaan tak terbalas itu, siapapun akan mengerti tentang bagaimana orang yang sedang ku peluk itu pelan-pelan sedang mencuri segala perhatian dan perasaanku, apa aku makin menyukainya? Ya!

Siapa yang sangka kenangan itu selalu membuatku menjadi tenang dan tenggelam lagi ke ingatan masa itu. Lihat pohon depan rumahku itu, duduk di teras sambil menatap-natap daunnya yang sudah basah dan langit mendung melatar belakanginya, udara dingin semakin menuntut untuk disadari.

Semuanya; hujan dan di atas motor sudah menjadi identitas hubungan kita, dan beribu maaf seperti aku tidak ingin kembali ke masa itu, biarlah sudah terlalu bagus untuk tinggal di kenangkan saja.


09/11/2020 (00.50)

Sabtu, 07 November 2020

indie bikin muntah

 

Kopi, buku dan alunan gitar… huh makin jadi suasana indie kali ini. Menjelang tengah malam aku susah berlayar ke alam bawah sadar, terjaga! Seperti sedang mengawang dalam pikiran saja memikirkan.. ah, apaya? Pokoknya macam-macam, ada buku, mayang, otong yang sedikit lagi jadi anak indie dan keba yang akan beli ‘paket keren’ dariku. Nah! Paket keren… mmm 150rb! Lumayan untuk beli apa-apa di shopee. Semakin tenggelam dalam pikiran, semakin aku mengingat lagi wanita tua yang sudah pergi itu. “apa kabarmu di sana?” ah pertanyaan yang kurang tepat, musryik! “Ya Allah (aku islam) apa kabarnya dia sana? Semoga keadaannya di sana jauh lebih baik dari di sini; dunia yang penuh cobaan” sekarang waktunya mendoakannya banyak-banyak dan berusaha lagi untuk tidur, tapi sayang beribu sayang kalau setelah mengingat oma, pasti ingatan tentang tuhan dan kematian juga mengikuti, makin jadi-jadi saja susah tidur ini. Aku berdegup, apa aku mati sekarang? Tidak jangan.  Lama-lama baru ku sadari, asam lambungku naik. Kopi sialan